KPK Telusuri Dugaan Korupsi Kuota Haji Khusus Sebelum 2024

Setyo Budiyanto ungkap penyelidikan kuota haji tak hanya fokus 2024, indikasi penyimpangan terjadi sejak lama, termasuk soal alokasi tambahan 20.000 jemaah.

Avatar photo

- Pewarta

Senin, 23 Juni 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). (Dok. Sapulangit Media Center/M. RIfai Azhari)

Ilustrasi Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). (Dok. Sapulangit Media Center/M. RIfai Azhari)

KETUA Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Setyo Budiyanto memastikan bahwa proses penyelidikan kasus dugaan korupsi kuota haji khusus masih berjalan dan tidak berhenti.

Dalam pernyataannya di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta, pada Sabtu (22/6/2025), Setyo menyebut bahwa perkara ini sudah terjadi bahkan sebelum tahun 2024.

“Ya, sebelum-sebelumnya,” kata Setyo Budiyanto saat ditanya soal potensi korupsi kuota haji pada tahun-tahun sebelum 2024.

Ia juga menekankan bahwa perkara ini masih berada dalam tahap proses penyelidikan dan belum naik ke tahap penyidikan sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

*Jadi, semuanya dalam tahap proses ya dan menunggu tahapan berikutnya,” lanjut Setyo menanggapi perkembangan penanganan kasus tersebut oleh lembaganya.

KPK sebelumnya telah mengonfirmasi bahwa sejumlah pihak telah dimintai keterangan untuk memperjelas dugaan alokasi kuota haji khusus yang tidak sesuai prosedur.

Proses pemanggilan tersebut dilakukan secara bertahap sejak 20 Juni 2025, namun KPK belum mengungkap nama-nama yang telah diperiksa dalam tahapan awal ini.

Dugaan Penyimpangan Kuota Haji Khusus Jadi Sorotan Sejak Tahun 2024

Isu penyalahgunaan kuota haji khusus pertama kali mencuat pada 10 September 2024 ketika KPK menyatakan siap mengusut dugaan gratifikasi dalam pengisian kuota tersebut.

Langkah KPK ini dilatarbelakangi oleh desakan publik dan sejumlah temuan awal mengenai praktik tidak adil dalam distribusi kuota tambahan yang diberikan Kerajaan Arab Saudi.

Pada pelaksanaan ibadah haji tahun 2024, Pemerintah Arab Saudi memberikan tambahan kuota sebanyak 20.000 jemaah untuk Indonesia yang kemudian dibagi secara 50:50.

Dari jumlah tersebut, Kementerian Agama mengalokasikan 10.000 untuk jemaah reguler dan 10.000 lainnya untuk jemaah haji khusus yang biaya dan fasilitasnya berbeda.

Pembagian kuota inilah yang kemudian dikritisi banyak pihak karena dinilai membuka ruang terjadinya penyalahgunaan kewenangan oleh oknum birokrasi dan penyelenggara haji.

Panitia Khusus (Pansus) Angket Haji DPR RI bahkan menemukan kejanggalan dalam sistem distribusi dan transparansi pengelolaan kuota haji tahun 2024 tersebut.

Ketua Pansus Angket Haji, Marwan Dasopang, menyebut bahwa sistem 50:50 itu “tidak memiliki dasar peraturan yang kuat dan berpotensi dimanfaatkan secara sepihak.”

“Pembagian ini tidak adil bagi jemaah reguler yang menunggu antrean hingga belasan tahun, sementara jemaah khusus mendapat akses lebih cepat,” ujar Marwan di DPR.

Sejumlah pengamat kebijakan publik pun mempertanyakan apakah kuota tambahan haji tersebut dibagi dengan mekanisme transparan dan sesuai prinsip keadilan sosial.

KPK Tak Tutup Kemungkinan Panggil Mantan Menag Yaqut Cholil Qoumas

Dalam keterangannya, Setyo Budiyanto tidak menutup kemungkinan bahwa mantan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas juga akan dipanggil jika dibutuhkan dalam proses penyelidikan.

Pemanggilan ini menjadi mungkin karena Yaqut merupakan pejabat yang menjabat ketika pembagian kuota tambahan tersebut dilakukan menjelang musim haji 2024.

Namun, KPK masih belum memberikan penjelasan detail mengenai posisi Yaqut dalam pusaran perkara, apakah hanya sebagai saksi atau memiliki peran yang lebih substansial.

“Semuanya masih dalam rangkaian proses dan bisa berkembang sesuai dengan hasil penyelidikan yang kami lakukan,” kata Setyo.

KPK menyatakan bahwa lembaganya tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian dalam menangani perkara dengan muatan politis dan sensitivitas tinggi seperti sektor keagamaan.

Peneliti hukum dari ICW, Kurnia Ramadhana, menyarankan agar KPK membuka ruang partisipasi publik dan transparansi informasi agar prosesnya tidak disalahartikan publik.

“Penyelidikan kasus ini harus akuntabel dan objektif, karena menyangkut kepercayaan masyarakat terhadap lembaga negara dan nilai-nilai ibadah,” ujar Kurnia (Sumber: icw.or.id).

Kasus ini juga menunjukkan urgensi reformasi tata kelola haji yang selama ini terlalu terpusat dan rentan terhadap tekanan politik maupun ekonomi.

Pengawasan dan Tata Kelola Haji Perlu Diperbaiki Secara Struktural

Banyak pengamat menilai bahwa perkara kuota haji khusus bukan sekadar soal individu, melainkan dampak dari lemahnya sistem pengawasan dan transparansi di sektor layanan keagamaan.

Distribusi kuota haji, baik reguler maupun khusus, selama ini masih bergantung pada keputusan internal kementerian tanpa mekanisme akuntabilitas yang terukur.

Dalam laporan BPK tahun 2023, disebutkan bahwa pengelolaan dana dan kuota haji masih menghadapi tantangan besar terkait audit data dan pelaporan yang tidak konsisten.

Kementerian Agama pun didesak untuk memperbaiki tata kelola dan membuka informasi kuota secara daring agar masyarakat dapat ikut mengawasi secara independen.

Usulan lain yang juga menguat adalah agar distribusi kuota haji khusus diawasi oleh badan independen yang terpisah dari kementerian sebagai bentuk checks and balances.

Wakil Ketua Komnas HAM, Anis Hidayah, mengingatkan bahwa sistem distribusi kuota ibadah harus menjunjung nilai kesetaraan, bukan justru menciptakan kasta baru dalam pelayanan.

“Keadilan sosial dalam pelayanan publik termasuk ibadah harus menjadi komitmen negara, tidak boleh ada ruang diskriminasi atau privilese ekonomi dalam ibadah,” ujarnya (Sumber: komnasham.go.id).***

Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Infopeluang.com dan Ekonominews.com.

Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Lingkarin.com dan Kontenberita.com.

Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Hallokaltim.com dan Apakabarbogor.com.

Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.

Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.

Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com

Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.

Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.

Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.

Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center

Berita Terkait

Desakan KPK Ambil Alih Kasus Penyuapan Rp50 Miliar Sugar Group ke Zarof Ricar Semakin Menguat
Bentuk Satgas PHK Nasional, Presiden Prabowo: Negara Tak akan Biarkan Pekerja di-PHK Seenaknya!
Prabowo Sebut Pantas Kalau Negara Sita Aset tapi Harus Adil, Terkait Harapan untuk Miskinkan Koruptor
Presiden Prabowo Subianto Sebut Rakyat Perlu Pupuk, Bibit, Sekolah Diperbaiki, Tak Usah Seminar Lago
Prabowo Subianto ke Malaysia, Masalah Bilateral Termasuk Tenaga Kerja Sepakat Kita Tertibkan
Prabowo Harap Gencatan Senjata di Palestina Bertahan, Indonesia dan Malaysia Dukung Kemerdekaan
Persrilis.com Mengucapkan Selamat Tahun Baru 2025, Raih Prestasi dan Pencapaian yang Lebih Baik Lagi!
Kejagung Merespons Adanya Pendapat Hakim Agung Soesilo yang Berbeda dengan Hakim Agung Lain

Berita Terkait

Senin, 23 Juni 2025 - 06:51

KPK Telusuri Dugaan Korupsi Kuota Haji Khusus Sebelum 2024

Kamis, 15 Mei 2025 - 07:06

Desakan KPK Ambil Alih Kasus Penyuapan Rp50 Miliar Sugar Group ke Zarof Ricar Semakin Menguat

Jumat, 2 Mei 2025 - 07:05

Bentuk Satgas PHK Nasional, Presiden Prabowo: Negara Tak akan Biarkan Pekerja di-PHK Seenaknya!

Selasa, 8 April 2025 - 14:54

Prabowo Sebut Pantas Kalau Negara Sita Aset tapi Harus Adil, Terkait Harapan untuk Miskinkan Koruptor

Sabtu, 15 Februari 2025 - 12:15

Presiden Prabowo Subianto Sebut Rakyat Perlu Pupuk, Bibit, Sekolah Diperbaiki, Tak Usah Seminar Lago

Berita Terbaru